Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti ‘eh’, ‘ah’, ‘uh’, ‘oh’ dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti ‘m’, ‘p’, ‘b’, ‘j’ dan ‘k’. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan “tunggal” dengan menyuarakan ‘gaga’, ‘ah goo’, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan bublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan ‘ma’, ‘ka’, ‘da’ dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Orangtua
-
Untuk bisa berbicara, seorang anak perlu latihan mekanisme berbicara melalui latihan gerakan mulut, lidah, bibir. Sebenarnya, aktivitas menghisap, menjilat, menyemburkan gelembung dan mengunyah merupakan kemampuan yang diperlukan. Oleh sebab itu, latihlah anak Anda baik dengan permainan maupun dengan makanan. -
Sering-seringlah menyanyikan lagu untuk anak Anda dengan lagu-lagu anak-anak yang sederhana dan lucu, secara berulang dengan penekanan pada ritme dan pengucapannya. Bernyanyilah dengan diselingi permainan-permainan yang bernada serta menarik. Jadi, luangkan lah waktu Anda untuk terlibat dalam kegiatan menarik seperti itu agar kemampuan bicara dan berbahasa anak Anda lebih berkembang. -
Salah satu cara seorang anak berkomunikasi di usia ini adalah melalui tertawa. Oleh sebab itu, sering-seringlah bercanda dengannya, tertawa, membuat suara-suara dan ekspresi lucu agar kemampuan komunikasi dan interaksinya meningkat dan mendorong tumbuhnya kemampuan bahasa dan bicara. -
Setiap bayi yang baru lahir, mereka akan belajar melalui pembiasaan atau pun pengulangan suatu pola, kegiatan, nama atau peristiwa. Melalui mekanisme ini Anda mulai bisa mengenalkan kata-kata yang bermakna pada anak pada saat melakukan aktivitas rutin, seperti : pada waktu mau makan, Anda bisa katakan “nyam-nyam” (Sumber: Jacinta F. Rini, e-psikologi
0 komentar:
Posting Komentar