Definisi , Struktur & Makna Puisi - Masih sebuah karya dari BS - E kita, materi kali ini membahas Apa sih puisi itu? ( definisi, Pengertian Puisi ) Apa saja Unsur - unsur pembangun puisi itu ? ( lapis struktur / bentuk puisi dan lapis makna puisi ). Selamat menikmati ^_^.
Definisi & Pengertian Puisi
Puisi. Puisi, menurut KBBI, ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) adalah:
1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusun-an larik dan bait.
1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusun-an larik dan bait.
2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mem-pertajam kesadaran orang akan pe-ngalaman dan membangkitkan tang-gapan khusus lewat penataan bunyi.
3. sajak.
Itulah definisi dan pengertian dari puisi itu, Sebelum Anda beranjak, terlebih dahulu akan dibahas unsur-unsur pembangun puisi. Unsur-unsur pembangun puisi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu lapis struktur/bentuk puisi dan lapis makna puisi.
Lapis Struktur Puisi
Simak dan perhatikanlah penggalan puisi berikut ini!
NN
Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua
DOA
Chairil Anwar
Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
...................................................
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
...................................................
HAMPA
Chairil Anwar
Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut.
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi
……………………………………
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut.
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi
……………………………………
Jika Anda amati ketiga kutipan puisi di atas, terlihat adanya perulangan bunyi-bunyi yang sama yang mengarah pada suatu irama tertentu. Persamaan bunyi pada puisi pertama yang dominan terletak di akhir baris. Perhatikan kata-kata: tengah, dua, tanah, jua. Persamaan bunyi tersebut mengarah pada bentuk rima berpeluk/berpaut.
Pada puisi kedua terdapat persamaan bunyi pada kata-kata: Tuhanku, termangu, namaMu serta pada kata-kata: sungguh, seluruh. Persamaan bunyi tersebut menciptakan efek ritme yang dinamis, berbeda dengan puisi pertama yang menciptakan efek ritme yang statis. Puisi kedua menuansakan suasana ketertekanan batin, berat,sunyi, dan kesedihan. Demikian juga dengan puisi yang ketiga.
LAGU GADIS ITALI
Buat Silvana Maccari
Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemput abang di teluk Napoli.
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja di bukit Itali
Sehari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari.
...........................................
Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemput abang di teluk Napoli.
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja di bukit Itali
Sehari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari.
...........................................
Pada puisi di atas Anda temukan perulangan bunyi yang cerah seperti bunyi vokal i, e, a yang dominan dan adanya suasana kegembiraan serta kesenangan. Perulangan bunyi yang bernuansa cerah disebut euphony. Perulangan bunyi vokal o, u, atau diftong ou akan menimbulkan nuansa berat, ketertekanan batin, mengerikan,
kebekuan, kesunyian, atau kesedihan yang disebut cacophony.Pengaruh bunyi/rima dalam puisi sangat besar, karena:
a. menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
b. menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan sikap penyairnya.
c. menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya.
kebekuan, kesunyian, atau kesedihan yang disebut cacophony.Pengaruh bunyi/rima dalam puisi sangat besar, karena:
a. menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
b. menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan sikap penyairnya.
c. menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya.
Disamping penggunaan rima dan irama, dalam memahami puisi kita perlu memperhatikan lapis bentuk/struktur yang lain dari puisi, seperti: diksi, baris, enjabemen, bait, dan tipografi.
Definisi & Penjelasan Diksi
Pilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna. Oleh karenanya perlu dipahami adanya simbol dan lambang yang dipilih penyairnya. Kata dapat menciptakan kesan imajinasi tertentu. Dalam hal ini penyair sering menggunakan majas.
Definisi & Penjelasan Baris dalam Puisi
Baris dalam puisi berguna sebagai pencipta efek artistik dan pembangkit makna.
Definisi & Penjelasan Enjabemen dalam Puisi
Pemenggalan yang cermat dan hubungan antarbaris. Ingat bahwa penyair memiliki hak licentia poetica
Definisi & Penjelasan Bait dalam Puisi
Bait dalam puisi (dalam satu bait yang terpenting adanya kesatuan makna).
Definisi & Penjelasan Tipografi dalam Puisi
Lukisan bentuk dalam puisi, termasuk pemakaian huruf besar dan tanda baca sebagai upaya untuk mengintensifkan makna, rasa, dan suasana.
Lapis Makna Puisi
Untuk memahami secara utuh sebuah puisi, di samping harus memahami lapis bentuk/struktur, kita perlu pahami lapis makna puisi serta unsur ekstrinsik yang turut mendukung; seperti biografi pengarang, latar sosial, budaya, politik saat puisi dibuat, dan sebagainya.
Yang termasuk lapis makna dalam puisi adalah:
a. tema/sense adalah gagasan pokok yang diciptakan/dilukiskan oleh penyair melalui puisinya.
b. perasaan/feeling adalah sikap penyair terhadap tema yang dikemukakan dalam puisinya.
c. nada dan suasana/tone adalah sikap penyair terhadap pembaca/ penikmat puisi.
d. amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair.Amanat seringkali tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat ini tidak disadari penyair.
Cermatilah puisi berikut ini!
Perasaan Seni
J.E. Tatengkeng
Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seruh-menderuh,
Demikian rasa,
datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
Demikian rasa,
datang semasa,
Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat diingin.
Jika kau datang sekuat raksasa,
Atau kau menjelma secantik juita,
Kusedia hati,
Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta!
0 komentar:
Posting Komentar