Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Rabu, 04 April 2012

0 Psikologi Hukum I Newton


Dalam postingan sebelumnya, Hukum I Newton menyatakan benda akan mempertahankan keadaannya, baik ia diam atau bergerak dengan kecepatan yang tetap selama resultan gaya sama dengan nol. Hukum I Newton dikenal dengan Hukum Kelembaman atau hukum tentang kemalasan benda. Baiklah,,, kita sepakat benda tidak memiliki dorongan dalam dirinya untuk bergerak, ia hanya bergerak jika ada yang menggerakkan, begitu juga ia akan berhenti jika ada yang menghentikan. Di sinilah benda dikatakan mempertahankan keadaannya… jadi kaya Robot tuh..
Lain halnya dengan manusia sebagai mahluk yang telah diberi potensi akal yang lebih di banding hewan. Kita memiliki dorongan dari dalam diri, yang membuat kita ingin bergerak melakukan sesuatu. Jika dorongan dari dalam relatif kecil sehingga tidak mampu membuat kita bergerak, disinilah kita perlu motivasi/ tindakan dari luar. Seorang pemalas, seolah tidak ada dorongan dalam dirinya, ia belajar kalau disuruh, ia bekerja kalau disuruh, ia bangun pagi kalau sudah banjur air…. Hehehe pengalaman nih..maka guru yang baik salah satunya guru yang pandai memotivasi siswa untuk belajar. Di sinilah  sebagai manusia memiliki kekurangan dan membutuhkan bantuan dari yang lain.
Kalau dalam islam dikatakan bahwa “1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”  Saling Nasehat menasehati merupakan dorongan dari luar yang akan menyadarkan kita dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk, membangkitkan kita dari kemalasan.. sungguh! Manusia memiliki kemampuan yang luar biasa, maka bangkitlah dalam menggunakan waktu sekreatif dan seefektif mungkin, sihingga kita tidak termasuk orang yang merugi.  Kita berharap potensi yang telah diberikan dapat digunakan di jalan kebenaran. Bagaimana Jika tidak? Simaklah ayat berikut ini:
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (Al-Baqoroh:7)
[20]. Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.  [21]. Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
Begitu juga dalam ayat yang lain:
78. Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur[1016]. (Al-Mu’minuun:78)
[1016]. Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian.
Jika kita hanya diam saja, maka akan selamanya seperti itu. Sampai suatu saat kita bertindak bersikap untuk merubah keadaan dengan sikap kita. Begitu jika kita bersikap kebiasaan hal yang sama (itu-itu saja) maka hal ini pun akan tetap seperti itu. Sampai kita mengerjakan suatu sikap berubah untuk sesuatu yang lebih baik. Ingat! Benda cenderung pada keadaannya, begitu juga kita. Orang yang sudah bergerak pun akan tetap seperti itu, sampai dia berupaya merubah keadaannya menjadi lebih baik.
Kalau dari sisi politik dan jabatan,.. dapat kita saksikan, begitu banyak orang-orang yang melanggengkan kursi kekuasaannya walaupun sudah seharusnya mundur.

0 komentar:

Daftar Blog Saya

 

Selamat Datang Di ERICKVAND BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Erickvand Tampilang,saya seorang Mahsiswa S1 pendidikan Biologi Diuniversitas Negeri Gorontalo.

Erick