Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sabtu, 24 Maret 2012

0 Mikrohabitat dan Relung Ekologi

Kehadiran populasi serangga di suatu  lahan pertanian dan penyebarannya (distribusinya) selalu berkaitan dengan  habitat dan relung ekologi. Habitat suatu serangga adalah tempat serangga itu hidup atau tempat serangga untuk menemukan makanan.(Odum, 1993). Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam (Kramadibrata,1996) yaitu :
1.  Habitat yang konstan  Yaitu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik.
2.  Habitat yang bersifat memusim Yaitu habitat yang kondisinya relatif teratur berganti-ganti antara baik dan kurang baik.
3.  Habitat yang tidak menentu Yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan kondisi baik yang lamanya bervariasi diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramal.
 4.   Habitat yang efemeral Yaitu habitat yang mengalami periode  dengan kondisi baik yang berlangsung relatif singkat diikuti oleh suatu periode dengan kondisi yang kurang baik yang berlangsungnya lama sekali. ( Kramadibrata, 1996 ).
Habitat di alam ini pada umumnya bersifat heterogen dan populasi serangga-serangga yang mendiami habitat itu masing-masing akan terkonsentrasi di tempat-tempat dengan kondisi yang paling sesuai bagi pemenuhan persyaratan hidupnya. Kemampuan koeksistensi yang tidak sama pada setiap serangga yang hidup bersama-sama menyebabkan pemisahan mikrohabitat serangga. Batas antara mikrohabitat yang satu dengan yang lainnya acapkali tidak nyata. Namun demikian mikrohabitat memegang peranan penting dalam menentukan keanekaragaman jenis yang mempengaruhi habitat itu (Kramadibrata, 1996). 
Relung ekologi suatu populasi serangga merupakan status fungsional serangga itu dalam habitat yang ditempati berdasarkan adaptasi, fisiologi, struktural, maupun perilakunya (Kramadibrata, 1996). Relung  menurut Resosoedarmo (1992) adalah profesi (status suatu organisme) dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan akibat adaptasi struktural, fungsional serta perilaku spesifik organisme itu. Berdasarkan uraian diatas relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peranan fungsional dalam komunitas serta kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang berbeda (Odum, 1993). Relung ekologi merupakan gabungan khusus antara faktor fisik (mikrohabitat) dan kaitan biotik (peranan) yang diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi yang berkesinambungan dalam komunitas (Soetjipto, 1992). Menurut Odum (1993) tidak ada dua spesies yang adaptasinya identik sama antara satu dengan yang lainnya, dan spesies yang memperlihatkan adaptasi yang lebih baik dan lebih agresif akan memenangkan persaingan. Spesies yang menang dalam  persaingan akan dapat memanfaatkan sumber dayanya secara optimal sehingga mampu mempertahankan eksistensinya dengan baik. Spesies yang kalah dalam persaingan bila tidak berhasil mendapatkan tempat lain yang menyediakan sumber daya yang diperlukannya dapat mengalami kepunahan lokal. Tidak ada dua jenis serangga dalam wilayah umum yang sama dapat menduduki dalam waktu yang relatif lama relung ekologi yang identik sama (Odum, 1993). 
Hipotesis Gause dalam (Desmukh,  1992) menyatakan bahwa populasi berbagai jenis dengan keperluan sumber daya yang sama tidak dapat berkoeksistensi untuk waktu yang tidak terbatas dan bahwa hal ini akan menyebabkan terjadinya pemisahan relung ekologi dalam pemanfaatan sumber daya. 
Hutchinson (dalam Odum,1993) membedakan antara relung dasar (Fundamental Niche) dengan relung nyata (Realized Niche). Relung dasar didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat hidup, tanpa kehadiran pesaing, relung nyata didefinisikan sebagai kondisi-kondisi fisik yang ditempati oleh  organisme-organisme tertentu secara bersamaan sehingga terjadi kompetisi. Keterbatasan suatu organisme pada suatu relung tergantung pada adaptasinya terhadap kondisi lingkungan tersebut. Relung dasar (Fundamental Niche) tidak dapat dengan mudah ditentukan karena dalam suatu komunitas persaingan merupakan proses yang dinamis dan kondisi fisik lingkungan yang beragam mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Mc Arthur (1968) dalam Soetjipta (1992) menyarankan penelitian tentang perbedaan antara relung ekologi dibatasi dalam satu atau dua dimensi saja seperti hanya diamati perbedaan relung makan saja atau perbedaan relung aktivitas saja.  Jenis-jenis populasi yang berkerabat dekat akan memiliki kepentingan serupa pada dimensi-dimensi relung sehingga  mempunyai relung yang saling tumpang tindih. Jika relung suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan jenis lain maka salah satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran kompetitif. Jika relung-relung itu bertumpang tindih maka salah satu jenis sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri dan menyingkirkan  jenis kedua dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya menduduki relung nyata yang lebih kecil, atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata terbatas dan masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain (Desmukh, 1992).
Populasi beraneka jenis hewan yang berkoeksistensi dalam habitat yang sama mempunyai keserupaan pula dalam kisaran toleransinya terhadap beberapa faktor lingkungan dalam mikrohabitat. Berdasarkan konsep relung ekologi menurut Hutchinson keserupaan menunjukkan adanya keselingkupan dalam satu atau beberapa dimensi relung (Kramadibrata, 1996). 
 

0 komentar:

Daftar Blog Saya

 

Selamat Datang Di ERICKVAND BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Erickvand Tampilang,saya seorang Mahsiswa S1 pendidikan Biologi Diuniversitas Negeri Gorontalo.

Erick